Gangguan Mood (Suasana Hati)
MOOD/AFECTIFFE
DISORDER
(F.30 – F.39)
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Sejak kecil manusia sudah mulai membedakan emosi atau perasaan yang satu
dari yang lain, karena perbedaan tanggapan orang tua terhadap berbagai perasaan
dan tingkah laku. Kemampuan untuk membedakan antara bermacam-macam hal, seperti
barang kepunyaan sendiri dan kepunyaan teman, suara dan wajah orang, secara perlahan-lahan
bertambah sejalan dengan perkembangan manusia mulai dari masa kanak-kanak ke
masa remaja dan masa dewasa. Kemampuan untuk membedakan bermacam-macam hal yang
dijumpai semakin tajam dan teliti, berlangsung terus dalam hidup, sehingga
manusia makin dapat membedakan antara perasaan sendiri dengan perasaan orang
lain. Perasaan atau emosi merupakan bagian terpenting dalam sisi kejiwaan
manusia dan tidak akan lepas dari totalitas manusia itu sendiri.
Di era modern ini manusia
dituntut untuk bisa mengejar kecepatan perkembangan disegala bidang. Desakan
pekerjaan yang seringkali membebani sudah dianggap wajar. Oleh karena itulah manusia
yang merupakan makhluk dengan beragam emosi atau perasaan seringkali menerima
beban berlebih dalam lingkungan pekerjaan, keluarga, maupun masyarakat. Beban yang berlebihan ini pada akhirnya membuat seseorang mengalami masalah atau gangguan pada emosi
atau perasaan mereka. Oleh karena itu, dalam makalah ini penulis akan membahas
tentang gangguan perasaan atau lazim disebut dengan gangguan mood (mood/afectiffe disorder), bagaimana karakteristiknya, apa saja jenis-jenis gangguan mood, ciri-ciri, faktor penyebab dan cara menanganinya.
2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana
karakteristik gangguan mood?
2. Bagaimana pengertian gangguan mood?
3. Apa saja jenis-jenis gangguan mood ?
4. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan gangguan mood?
5. Bagaimana cara menangani gangguan mood ?
BAB II PEMBAHASAN
1. KARAKTERISTIK GANGGUAN MOOD
Kehidupan manusia unik dan
berbeda. Kebanyakan orang merasa
senang apabila memperoleh nilai tinggi atau mendapat perhatian dari orang yang
diidamkan. Kebanyakan orang merasa sedih atau depresi bila ditolak oleh
seseorang, gagal dalam ujian, atau mengalami kesulitan keuangan. Merupakan
sesuatu yang normal dan tepat untuk merasa senang terhadap kejadian yang menggembirakan. Juga sama
normal dan tepatnya untuk merasa depresi karena kejadian yang menyedihkan.
Bahkan akan menjadi abnormal bila seseorang tidak depresi saat menghadapi
kesulitan hidup. Gangguan mood terjadi pada emosi atau afeksi
seseorang dan bukan pada kognitif dan konatif. Bentuk gangguan mood bisa berupa kesedihan yang
ekstrim, atau kegembiraan yang berlebihan atau bahkan keduanya. Karakteristik
utama dari gangguan mood adalah dysphoria
(kesedihan mendalam) dan euphoria (kegembiraan berlebihan)
2. PENGERTIAN GANGGUAN MOOD
Gangguan mood adalah gangguan yang terjadi pada perasaan atau afeksi individu, terjadi secara
konsisten dan mewarnai kehidupan psikis seseorang. Gangguan mood terjadi pada individu yang berada dalam kondisi
afeksi yang luar biasa parah dan mengganggu kemampuan mereka untuk memenuhi
tanggung jawab secara normal.
3. JENIS-JENIS GANGGUAN MOOD
Jenis gangguan mood yang terjadi pada manusia umunya
digolongkan sesuai dengan tingkat berapa lamanya gangguan ini terjadi, yaitu :
v Gangguan Depresi - Unipolar (yang terdiri dari
gangguan Episode Manik, gangguan Depresi dan gangguan Distimik)
v Ganguan Perubahan Mood - Bipolar (yang
meliputi Gangguan Bipolar dan Gangguan Siklotimik).
1. Gangguan Depresi
(Unipolar)
A.
Episode Manik (Manic
Episode) atau Periode Mania
Gangguan ini biasanya muncul secara tiba-tiba dan individu tersebut merasakan
euforia berlebihan, kegembiraan dan optimisme yang tidak biasa. Orang tersebut
tampak seperti memiliki energi yang tidak terbatas dan menjadi sangat suka
bergaul. Orang yang mengalami sebuah episode atau fase manik akan memiliki
semangat yang meluap-luap dan cenderung memperlihatkan penilaian yang buruk
terhadap orang lain atau apa saja serta menjadi argumentatif.
Orang yang mengalami gangguan ini bisa saja bersifat sangat dermawan dan
melakukan kontribusi sumbangan yang sulit mereka penuhi atau memberikan suatu
barang yang mahal. Mereka tidak dapat duduk tenang atau tidur nyanyak. Mereka
selalu bangun lebih awal dan merasa cukup beristirahat serta penuh tenaga.
Terkadang mereka tidak tidur selama bebrapa hari dan tidak merasa lelah
sedikitpun. Meski mereka terlihat mempunyai simpanan energi yang melimpah,
mereka tidak bisa mengorganisir tindakan secara kontstruktif. Rasa girang
mereka menggangu kemampuan mereka untuk bekerja dan untuk berhubungan normal
dengan lainnya.
Orang yang berada dalam sebuah episode manik umunya mengalami perasaan self-estreem yang tinggi, self-confidence yang ekstrim hingga
terjadi delusi total akan diri sendri. Perhatian mereka mudah dialihkan oleh
stimulus yang tidak relevan, seperti suara detak jarum jam, mereka cenderung
mengambil tugas lebih dari yang mampu mereka kerjakan. Pada kasus yang parah
mereka bisa mengalami gangguan berfikir sama seperti orang yang mengidap
skizofrenia. Mereka dapat mengalami halusinasi atau delusi yang sangat parah.
Ciri-Cirinya :
§ Euphoria (gembira) yang berlebihan
§ Inflated self-esteem (percaya diri
berlebihan)
§ Racing thoughts (pikiran saling berkejar-kejaran)
§ Aggressive behavior (perilaku agresif)
§ Bicara cepat & Kegiatan fisik meningkat
§ Meningkatnya dorongan untuk berprestasi atau mencapai tujuan
§ Meningkatnya dorongan seksual
§ Berkurangnya dorongan untuk tidur, tidak merasa mengantuk.
§ Gampang terganggu konsentrasi
§ Berlebihan dalam mengkonsumsi alkohol atau obat-obatan
B.
Gangguan Depresi
Depresi adalah gangguan dalam afeksi individu, di mana dia merasakan disforia berlebihan, perasaan sedih yang
mendalam, rasa lelah yang berlebihan setelah aktivitas yang rutin biasa, hilang
minat dan semangat serta menjadi sangat pesimis. Depresi merupakan faktor utama
penyebab bunuh diri.
Ciri-ciri orang yang mengalami depresi, yaitu:
§ Konsentrasi dan perhatian berkurang
§ Harga diri dan kepercayaan diri berukurang
§ Mempunyai gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
§ Pandangan tentang masa depan yang suram dan pesimistis
§ Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri
§ Tidur terganggu, insomnia atau hipersomia yang hampir setiap hari.
§ Nafsu makan berkurang sehingga menyebabkan penurunsn berat badan yang
signifikan.
Tiga Bentuk Gangguan Depresi
:
o Depresi Ringan (depresi minor) : merupakan perasaan melankolis yang berlangsung
sebentar dan tidak terlalu lama. Gejala Depresi ringan itu mirip dengan gejala
stress, sehingga orang yang terkena depresi ringan kadang tidak menyangka jika
penyakitnya telah meningkat menjadi depresi. Depresi ini bisa disebabkan oleh
sebuah kejadian yang tragis dan mengandung ancaman, atau kehilangan sesuatu
yang penting dalam kehidupan si penderita. Ciri-ciri depresi ringan :
ü Mudah marah dan emosi tidak stabil
ü Perubahan Nafsu Makan (bisa meningkat – menurun)
ü Mudah lelah dan lemas
ü Sulit tidur dan cepat merasa cemas atau gelisah
ü Suka merenung atau murung & mudah tersinggug
ü Sering berprasangka buruk terhadap apa saja
ü Suka menyendiri, tidak fokus dan sering sakit kepala
ü Sedih berkepanjangan, putus asa dan merasa tertekan
o Depresi Sedang, : Gangguan yang berada di antara depresi ringan dan
berat. Ketika seseorang tidak bisa mengatasi depresi ringannya, dia akan
mendapatkan depresi sedang. Depresi sedang, dialami oleh penderita selama
kurang lebih 2 minggu. Orang yang sedang mengalami depresi ini mengalami
kesulitan untuk melakukan kegiatan sosial, pekerjaan, dan urusan lainnya. Depresi
sedang membutuhkan waktu penyembuhan yang lebih lama dibandingkan dengan
depresi yang ringan. Untuk mengurangi gejala depresi sedang, dibutuhkan bantuan
psikolog atau psikiater. Sedangkan depresi ringan bisa disembuhkan oleh dirinya
sendiri dan atau bantuan teman terdekat. Ciri-ciri depresi sedang :
ü Ada rasa nyeri di sekitar dada dan gerakan mulai lambat
ü Bagi wanita, Siklus mensturasi berubah
ü Konsentrasi atau perhatian menurun
ü Harga diri dan kepercayaan diri berukurang
ü Mempunyai gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
ü Pesimis terhadap masa depan
o Depresi Mayor, adalah gangguan depresi berat (depresi mayor)
merupakan gangguan mood dengan intensitas kesedihan/kekecewaan yang berlebihan
dan jauh melebihi batas normal (dysphoria). Depresi mayor ini
mengakibatkan kemurungan yang dalam dan menyedot semangat serta energi si
penderita, sehingga bisa membuatnya melakukan bunuh diri. Dampak dari depresi
ini sering kali memunculkan paranoid, halusinasi dan akhirnya menjadi gila. Gangguan
depresi mayor adalah tipe yang paling umum dari gangguan mood yang dapat
didiagnosa dengan perkiraan 10% hingga 25% untuk wanita dan 5 hingga 12% untuk
pria. Pria cenderung mengalihkan pikiran mereka saat depresi sementara wanita
cenderung lebih memperbesar depresi dengan merenungkan perasaan mereka dan mencari
penyebabnya. Depresi mayor yang lebih
parah biasanya desertai dengan ciri psikosis (disertai dengan penyakit yang
timbul dalam tubuh).
Ciri-ciri depresi mayor
:
ü Hilangnya kesadaran diri
ü Ingin Bunuh diri atau melukai diri sendiri
ü Selera makan buruk sehingga badan semakin kurus dan lemah bahkan bisa
menjadi lumpuh
ü Sering berhalusinasi tentang hal-hal aneh
ü Pikiran tidak menentu dan tidak fokus (bahkan bisa sampai pada taraf gila)
ü Tidur terlalu banyak dan gelisah berkepanjangan
C.
Gangguan Distimik
Gangguan distimik merupakan gangguan mood seperti depresi ringan namun
kronis, yang bermula pada masa anak-anak atau masa remaja. Orang yang mengalami
gangguan distimik merasakan spirit yang buruk atau keterpurukan sepanjang
waktu. Namun mereka tidak mengalami depresi yang sangat parah seperti orang
yang mengalami gangguan depresi mayor. Gangguan distimik ini relatif ringan
namun kronis dan biasanya berlangsung dalam kurun waktu yang lama. Sedangkan
depresi mayor cenderung parah dan terbatas waktunya. Orang yang mengalami
gangguan distimik dan depresi mayor dalam waktu yang bersamaan disebut dengan
istilah depresi ganda (double depression). Orang yang mengalami
gangguan depresi ganda umunya mengalami episode depresi yang lebih parah dari
pada orang yang mengalami depresi mayor saja. Gangguan distimik lebih umum
terjadi pada wanita dari pada pria.
Gejala-gejala orang yang mengalami gangguan distimik,
meliputi :
ü Perasaan depresi selama beberapa waktu, paling kurang 2 tahun atau 1 tahun.
ü Tidak ada nafsu makan atau berlebihan makan
ü Insomnia atau hipersomnia, lemah atau keletihan,
ü Self-esteem (harga diri) rendah, daya konsentrasi rendah
ü Sulit membuat keputusan
dan memiliki perasaan putus asa yang tinggi
2. Gangguan Perubahan Mood (Bipolar)
Gangguan bipolar adalah gangguan yang ditandai dengan adanya perubahan atau
pergantian mood antara rasa girang yang ekstreem (euforia) dengan
depresi/kesedihan yang mendalam (dysphoria). Bipolaritas artinya :
Pergantian perasaan (mood) dari episode manik ke depresi. Pergantian itu
dianalogikan seperti lintasan roller coaster, yang tak berujung, naik
turun dari puncak kegembiraan yang meluap-luap, kemudian menuju kedasar
keputusasaan yang mendalam. Seseorang dengan gangguan bipolar bisa mengalami
perasaan sangat sedih (episode depresi), namun di lain waktu bisa mengalami
gembira berlebihan (episode manik).
D. Gangguan Bipolar (Bipolar Disorder)
Menurut Diagnostic and Statistical of Mental disorders Text Revision
(DSM-IV TR), terdapat dua jenis Bipolar yaitu : Bipolar Tipe I & Bipolar Tipe II. Kedua tipe ini sebenarnya sama, karena
sama-sama memiliki episode manik dan episode depresi. Namun perbedaannya
terletak pada episode manik. Bipolar tipe I, episode maniknya sangat
tinggi dan ekstrim. Sedangkan bipolar tipe II, maniknya hanya setengah saja (hipomanik)
atau tidak se-ekstrim dari manik pada bipolar tipe 1. Jika dianalogikan dengan angka,
misalnya pada pasien bipolar 1, maniknya 10, maka pada bipolar 2, maniknya 5,
sedangkan pada unipolar, maniknya nol.
Ø Bipolar Tipe I
Pada gangguan bipolar I, umunya seseorang mengalami perubahan mood antara
rasa girang (mania) dan rasa sedih (depresi) dengan diselingi periode mood yang
normal. Tipe gangguan bipolar I ditandai berdasarkan terjadinya satu episode
manik dengan atau tanpa terjadinya satu episode depresi mayor. Kondisi
ini berlangsung - sebagian besar - hampir setiap hari, selama satu minggu atau
lebih. Pada tipe I ini, penderita kesulitan mengikuti sekolah atau pekerjaan,
dan pertemanan. Ketika dalam kondisi mania, penderita sering dalam kondisi
‘berat’ dan berbahaya. Bipolar tipe
I ini adalah yang paling berat dan
dapat berkembang menjadi lebih parah dan berbahaya.
Ø Bipolar Tipe II
Bipolar II merupakan
bentuk depresi yang lebih ringan dari bipolar I. Pada gangguan bipolar II
seseorang akan mengalami satu atau lebih episode depresi mayor dan
paling tidak ada satu episode hipomanik = artinya, orang tersebut tidak
pernah mengalami episode manik secara penuh. Dengan kata lain, jenis gangguan
bipolar II ditandai dengan terjadinya satu episode hipomanik (bentuk
mania yang lebih ringan) dan satu atau lebih episode depresi mayor
secara bergantian. Dalam tipe II ini, kondisi perasaan tidak seberat bipolar tipe
I, sehingga penderita masih bisa melaksanakan kegiatan harian rutin. Ketika
perasaan ‘naik’, penderita hanya mencapai tingkat hipomania. Periode depresi
yang dialami biasanya akan bertahan lebih lama dari pada periode hipomania.
E. Gangguan Siklotimik (Cyclothymia Disorder)
Gangguan siklotimik
merupakan gangguan perasaan yang cukup kronis (paling sedikit 2 tahun), yang
dicirikan oleh pergantian peningkatan suasana perasaan dan tingkat depresi yang
tidak sampai pada tingkat parah seperti episode manik atau depresi
mayor. Gangguan ini mengacu kepada siklus hipomania, (bentuk mania yang lebih
ringan) dengan gejala depresi ringan yang tidak begitu kentara. Bahkan mungkin
orang dengan gangguan ini tidak terlihat depresi sama sekali. Gangguan ini
merupakan bentuk yang paling ringan dari gangguan bipolar. Pada gangguan ini, hipomania dan depresi ringan
akan saling bergantian. Namun, Penderita siklotimik perlu mendapat penanganan
yang cukup, karena beresiko tinggi bisa berkembang menjadi gangguan bipolar I
atau II yang lebih berat.
Catatan :
o Jenis-jenis bipolar disorder memang agak sulit dibedakan dan dijelaskan.
Karena memang gangguan bipolar ini memiliki kemiripan.
o Penderita bipolar harus serius ditangani dengan tepat, agar tidak tersiksa
dan tidak berkembang ke arah yang lebih parah.
o Kasus paling banyak yang ditemukan biasanya adalah bipolar disoder II.
4. FAKTOR PENYEBAB GANGGUAN MOOD
Hingga sekarang,
penyebab dari gangguan bipolar belum diketahui secara pasti. Penyebab gangguan
bipolar bersifat komplek atau multi faktor. Para ahli berpendapat bahwa
gangguan bipolar disebabkan oleh kombinasi antara faktor : Biologis, Lingkungan-Sosial, Behavioral,
Emosi-Kognitif.
a)
Faktor Biologi
Dalam kaitannya dengan
gangguan mood, para peneliti melihat adanya prevaliansi gangguan tertentu pada
anggota keluarga tingkat pertama dari orang-orang yang diketahui memiliki
gangguan. Beberapa bentuk faktor biologis, antara lain:
§ Predisposisi Genetis : terjadi
karena anak meniru cara bereaksi yang salah dari orang tuanya yang menderita
gangguan bipolar
§ Fungsi Neotransmiter yang terganggu : neuron tak mempu membawa sinyal atau pesan ke neuran lain.
§ Abnormalitas pada bagian otak yang mengatur
kondisi mood
§ Keterlibatan sistem endokrin yang mengganggu kondisi
mood
b)
Faktor Sosial-Lingkungan
Faktor lingkungan dan sosial dapat berupa peristiwa hidup yang penuh tekanan, seperti kehilangan seseorang
yang dicintai atau lama menganggur, dipecat dari pekerjaan. Faktor lain yang paling menonjol antara lain adalah hubungan perkawinan,
gender, dan dukungan sosial.
c)
Faktor Behavioral
Faktor behavioral dapat berupa kurangnya reinforcement dan interaksi yang negatif dengan orang lain yang
menghasilkan penolakan.
d)
Faktor Emosional dan Kognitif
Dalam psikoanalisis klasik, kemarahan diarahkan ke dalam alam bawah sadar. Selain itu, faktor ini juga mengakibatkan kesulitan emosional dalam melakukan coping atas kehilangan orang yang
dikasihi. Akibatnya, penderita mengalami penurunan makna atau tujuan dalam hidup.
5.
PENANGANAN GANGGUAN MOOD
Ada beberapa cara yang
dapat dilakukan untuk menangani seseorang yang mengalami gangguan mood, beberapa diantaranya adalah :
a. Pengobatan
Pemberian anti depresan
berupa obat dapat membantu mengontrol gejala dan mempertahankan fungsi
neurotransmitte.
b. Psikoterapi : Psikoterapi merupakan salah satu komponen penting
dari pengobatan gangguan bipolar. Psikoterapi untuk gangguan jiwa bipolar
meliputi :
ü Cognitive behavior therapy (CBT) (terapi perilaku
kognitif). Fokus dari CBT adalah
mengidentifikasi semua pola pikir dan perilaku negatif dan menata ulang dengan
pola pikir dan perilaku yang positif (sehat). CBT bisa mengidentifikasi pemicu
gangguan bipolar dan memperkuat kemampuan dalam mengatasi stress dan hal hal
yang tidak menyenangkan hati, dengan memberi obat
bius untuk mengurangi perasaan tidak nyaman dan deberi obat perileks otot untuk mencegah terjadinya kerusakan tulang
akibat konvulsi selama seizure (kejang-kejang).
ü Psycho-education (pendidikan psikologis) : Memberikan Penyuluhan
tentang gangguan bipolar sehingga penderita dan keluarganya bisa memahami
gangguan bipolar secara lebih baik, sehingga bisa bekerja sama dalam pemulihan
penyakit dengan lebih baik pula .
ü Family therapy (terapi keluarga) : Terapi
keluarga diberikan untuk menciptakan suasana yang tidak menekan (stress). Dalam
terapi keluarga diajarkan bagaimana komunikasi yang baik, menyelesaikan konflik
dan memecahkan masalah.
ü Group therapy (terapi Kelompok) : Terapi
yang diberikan kepada sesama penderita depresi dalam satu kelompok. Dalam
terapi ini sesama penderita bisa saling belajar.
ü ECT (Electroconvulsive therapy) : ECT adalah terapi dengan
menyalurkan arus listrik kedalam otak. Hingga sekarang, belum diketahui secara
jelas menkanisme kerjanya, namun ECT terbukti efektif pada gangguan bipolar
atau bila pemberian obat tidak bisa memberikan efek positif. Efek samping ECT
adalah kebingungan yang dialami beberapa menit hingga beberapa jam. Kadang
ingatan atau memori juga bisa hilang, meskipun sifatnya hanya sementara.
ü Transcrantial Magnetic Simulation (TMS) : ini
merupakan pendekatan yang relatif masih baru. Kabel kabel dipasang di kepala
bagian depan untuk mengantarkan aliran magnetik ke otak. Pengobatan ini juga
hanya diberikan pada penderita depresi kronis yang tidak mempan diberi obat.
PENUTUP
1. Kesimpulan
Gangguan mood adalah gangguan pada emosi atau afeksi, di mana emosi
seseorang dapat berada dalam kondisi kesedihan yang sangat ekstrim atau disebut
juga kondisi depresif dan bisa juga emosinya berada pada kondisi senang
atau bersemangat yang ekstrim yang disebut dengan kondisi mania.
Macam-macam gangguan mood yaitu
episode manik, gangguan depresi (yang meliputi depresi ringan, depresi sedang
dan depresi berat), gangguan distimik, gangguan perubahan mood (bipolar I dan II) dan gangguan siklotimik. Faktor-faktor penyebab gangguan mood
yaitu faktor biologis, faktor sosial lingkungan, faktor behavioral dan faktor
emosional dan kognitif.
Cara mengobati gangguan mood dilakukan dengan berbagai cara yaitu memberikan
pengobatan dengan obat anti depresan berupa trisiklik,
MAO (Monamine Oxidase Inhibitors), Selective Serotogenic Reuptake
Ihibitors (SSRI) dan lithium.
Selain memberikan pengobatan, bisa juga ditangani dengan terapi
kognitif-behavioral, terapi interpersonal dan ECT (Elektrokonvulsif dan
Simulasi Magnetik Transkranial/ TMS).
2. Saran
Self-help agar Terhindar dari
Gangguan Bipolar
§ Berurusan dengan bipolar disorder tidak mudah, karena itu kita perlu dapatkan
pendidikan yang cukup tentang cara
mengatasi gangguan bipolar. Kita perlu belajar sebanyak mungkin, sehingga
dengan demikian kita terhindar dari gangguan bipolar.
§ Jauhkan stress. Hindari stres tinggi dengan menjaga situasi
keseimbangan antara pekerjaan dan hidup sehat, dan mencoba teknik relaksasi
seperti meditasi, yoga, atau pernapasan dalam.
§ Mencari dukungan. Sangat penting memiliki orang yang dipercaya supaya
kita dapat meminta bantuan dan dorongan.
§ Buatlah Pola Hidup sehat. Sehat tidur, makan,
dan berolahraga dapat membantu menstabilkan suasana hati.
§ Monitor suasana hati. Melacak gejala memperhatikan
tanda-tanda suasana hati kita. Dengan begitu, kita dapat menghentikan masalah
sebelum dimulai.
Komentar