31 Hari Berkisah Rosario (#2)


Sabtu, 02 Mei 2020

Peristiwa Gembira 1: Maria Menerima Kabar Gembira dari Malaikat Tuhan

Siapa yang tidak bergembira jika ada sanak saudaranya datang mengunjunginya? Tentu kita semua akan merasa begitu bersemangat dan saking gembiranya kita akan mempersiapkan segala sesuatu untuk disuguhkan dan diharapkan bisa membuat dia bahagia. Merupakan hal yang lumrah karena salah satu kebiasaan kita adalah duduk bersama dan berbagi kisah tentang apa yang dialami. Kebiasaan itu sering terjadi pada saat arisan keluarga, atau sekadar bercengkrama dengan tetangga yang sudah kita anggap dekat, atau pembicaraan itu kadang dibuka sesaat setelah kita selesai berdoa Rosario bersama. Berbagi sukacita adalah kehendak Tuhan. Ketika saya merenung peristiwa gembira 1, saya melihat bahwa Maria pada awalnya memang tidak menyangka kalau dia akan menjadi perempuan pertama dan terberkati Karena dipilih Allah menjadi Bunda-Nya. Adalah suatu sukacita sekaligus kecemasan karena sebelumnya, Maria sudah bertunangan dengan Yosep. Dia cemas dan bingung bercampur bahagia, bagaimana persitiwa ini akan dijelaskan kepada calon suaminya? Dalam kekalutan itu, dia memberanikan diri berkisah pada Yosep. Awalnya Yosep menolak, tapi setelah itu Allah datang padanya dalam mimpi.
Bagi saya, berita dari Malakat Gabriel bahwa Maria akan mengandung Putera Allah, sebenarnya adalah kabar kegelisahan, kabar sulit, kabar berat dan penuh kecemasan, karena dalam diri Maria sendiri, semuanya penuh tanda tanya. Inilah persitiwa Misteri Allah yang sulit terselami kita manusia biasa. Karena itu, Maria menyimpan semua perkara itu dalam hatinya. Dalam suasana penuh haru sukacita itu, Maria tidak menyimpan dan menikmatinya sendiri. Dia kemudian berbagi sukacita itu kepada sadaranya.
Saya tidak bisa membayangkan kalau kita setiap harinya sadar bahwa kita sudah/sedang mendapat kabar sukacita. Kalau saya sendiri, saya selalu melihat kabar sukacita melalui kabar buruk yang saya alami dalam hidup. Karena bagi saya, kabar  buruk itu akan membuat saya kuat dan meyakini bahwa masih ada Allah yang lebih besar dari persoalan yang saya alami. Kabar seburuk apapun harus diterima dengan sucakita. Sebab dengan demikian, sukacita kita akan menjadi penuh. Setiap peristiwa hidup kita haruslah dijalani dengan sukacita dan gembira. Layaknya Maria, sekalipun awalnya penuh cemas dan ragu, namun ia tetap maji, mengiyakan undangan Allah untuk menjadi Bunda-Nya, berserah pada kehendak-Nya dan tidak bertanya apapun tentang misteri agung Allah yang dialami.
Di saat wabah virus corona yang belum usai ini, kita hendaknya mampun membuat diri kita gembira dan bersukacita agar kejenuhan dan kepenatan tidak terjadi. Saya kira, alangkah baiknya kita merenung dan mencari segala bentuk kabar gembira yang pernah kita alami sebelum/selama masa pandemi ini. Sekali lagi, jadikan diri kita bahagia. Yakinlah bahwa situasi sesulit apapun yang kita sedang hadapi ini, akan berubah menjadi situasi penuh sukacita karena kemenangan Kristus atas maut sudah mematahkan kausa kegelapan. Cepat atau lambat (bukan soal waktu), kita semua akan berada di situasi terbaik yang Tuhan janjikan kepada kita.
Salve!


Komentar

Postingan Populer