KASIH ITU MISTERI…..



Elegi kasih dikumandangkan dengan begitu indah oleh St. Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Korintus. Makna kasih Paulus yang juga bisa dikatakan mirip Sabda Yesus adalah Kasih Itu Sabar dan Tidak Pendendam. Dengan begitu, dapat dikatakan Kasih Itu Misteri. “Kamu telah mendengar firman : “Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu”. Tetapi Aku berkata kepadamu : “Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu”. Sementara itu kasih sejati mengasihi tanpa pandang bulu dan mengasihi tanpa mengharap kembali. Sebagaimana kasih Bapa merangkum semua manusia, baik yang baik maupun yang jahat di dalamnya, demikianlah juga seharusnya kasih kristiani kita. Sebab, bila kita mengasihi orang yang mengasihi kita, apakah upahnya? Sebab pemungut cukai dan orang berdosa pun melakukan hal itu.
 Mengasihi yang sesungguhnya adalah mengasihi tanpa memandang kesalahan dari yang dikasihi. Mengasihi yang sesungguhnya adalah mengasihi tanpa memandang orang atau status atau kedudukan atau apa saja, dan tanpa mengharap kembali untuk dikasihi. Karena itu kita perlau akui bahwa meskipun kita adalah pengikut Kristus, tapi kita juga tidak begitu sempurna dalam mengasihi sesama kita, siappun orangnya, dan bahwa kita juga masih ingat diri dalam mengasihi dan mencinta, yaitu mencinta supaya dicinta.
Kasih adalah awal mula dari hidup manusia. Dan karena yang ada pada awal mula adalah Allah, maka Allah adalah Kasih. Keberadaan jiwa manusia sangat ditentukan oleh kadar cinta yang diterima dan diberikan kepada sesama. Karena itu cinta itu abadi. Indahnya kasih dalam ketersalingan hidup manusia, menjadi kekuatan dasar bagi manusia itu sendiri untuk berkembang menuju sumber kasih. Kasih menjadi sangat berarti ketika dapat membesarkan jiwa yang sangat ketakutan oleh pelbagai peristiwa hidup yang menantang. Kasih juga menjadi begitu indah ketika dapat menarik sesame dari lumpur dosa dengan telinga lebar penuh pengertian. Kasih juga menjadi begitu dalam tertancap dalam batin penderita, sehingga hanya dengan kelingan mata penuh keramahan, dapat menyembuhkan yang sakit dari penyakitnya. Dan itu semua adalah cinta wajar, cinta berarti.
Cinta menjadi mahal dan sangat berarti, ketika cinta itu berbenturan dengan luka batin. Luka itu ada, karena adanya gesekan keras dalam relasi antar sesama. Pergesekan itulah yang dinamakan Musuh atau Permusuhan. Musuh adalah sahabat cinta yang terluka, karena itu sangat menyakitkan. Dan apakah yang namanya musuh harus  disingkirkan?
Yesus mengatakan, “kasihilah musuhmu seperti dirimu sendiri dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu”. Berat memang, kalau kita disuruh demikian. Memang tidak gampang mencintai musuh. Namun itulah yang diwajibkan kepada kita. Mencintai musuh menjadi berat karena adanya perjuangan yang besar, ada luka dan sakit yang dikorbankan, ada cinta yang terkoyak yang harus diutuhkan. Karena itu sangat dibutuhkan Kedalaman Hidup Rohani dan Kematangan Jiwa yang Prima.
Mencintai musuh berarti mengatakan kepadanya : “Engkau begitu berarti dalam hidupku karena aku mendoakanmu”. Tuhan tak pernah sekalipun berteori, sebab ketika penderitaan yang paling parah menimpa hidup-Nya, Ia tetap berdoa kepada Bapa-Nya untuk musuh-Nya, : “Ya Bapa, ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat”. Yesus telah mempersembahkan luka-luka tubuh-Nya untuk mengampuni dan mengasihi semua orang sekalipun mereka yang telah menganiaya-Nya. Yesus selalu berkata dalam teladan dan mengajak dalam cinta. Apakah kita punya musuh? Berdoalah baginya dalam dan bersama Tuhan. Apakah anda sedang menjalani predikat musuh? Bertobatlah dan mohonkanlah ampun dari Tuhan.




Komentar

Postingan Populer