“Ubi Est Amici, Amor Ibi Est“


Malam Kreasi Fratres Tingkat I
Angkatan XX Seminari Tinggi St. Mikhael Penfui-Kupang

Persahabatan tidak mengutamakan persyaratan, menolak semboyan picik dan sempit pandangan, dengan memenuhi maksud tujuan dalam kata atau pun dalam perbuatan. Persahabatan menyemangati yang lesuh dan lelah, mengubah si penakut menjadi gagah memperingati yang salah dan menerangkan yang suram. Persahabatan murni tidak mementingkan diri sepanjang kehidupan kita, diberi, menguatkan, meluaskan, memanjakan, memelihara hubungan antar teman lama dan baru. Persahabatan sering diwarnai dengan berbagai pengalaman suka dan duka, disakiti-dihibur, diperhatikan-dikecewakan, didengar-diabaikan, dibantu-ditolak, namun semua ini tidak pernah dilakukan dengan tujuan kebencian. Dalam masa kejayaan teman-teman mengenal kita. Dalam kesengsaraan kita mengenal teman-teman. Ingatlah kapan terakhir anda berada dalam kesulitan? Siapa yang berada di samping anda? Siapa yang mengerti tentang anda pada saat anda tidak dicintai? siapa yang ingin disamping anda saat anda tidak bisa memberi apa-apa? Mereka itu adalah Sahabat anda. Dimana ada sahabat disitu ada cinta kasih. Demikianlah  inti dari keseluruhan acara Malam Kreasi yang di bawakan oleh para frater tingkat I, Seminari Tinggi St. Mikhael Penfui-Kupang. Acara ini berlangsung pada hari jumat (12/11) malam di Aula utama Seminari Tinggi St. Mikhael dan bergerak di bawah tema umum Persahabatan. Acara ini diawali dengan Natoni yang dipimpin langsung Fr. Fembrianus Ahoinai dkk.  Natoni ini dimaksudkan untuk memberi ucapan selamat datang bagi para undangan serta menggambarkan suasana persaudaraan dan persahabatan yang terjalin, dalam menapaki perjalanan panggilan hidup bersama di komunitas ini.
Acara selanjutnya adalah Drama yang disutradarai oleh Fr. Deodatus dan Fr. Gabriel Fahik. Drama ini bertajuk Arti Sahabat.  Drama ini mengisahkan tentang persahabatan yang terjalin begitu erat antara sekelompok pemuda yang menamakan kelompok mereka Silent Community. Mereka itu adalah Doni, Ernest, Igo Ben, Ken, Hamas Geger dan Imran. Persahabatan mereka terjalin sejak masih dibangku SMA. Dan persahabatan mereka ditandai dan diikat dengan kalung yang sama-sama mereka pakai serta kebersamaan yang tak terelakan. Namun suatu ketika ada sedikit masalah yang terjadi di antara mereka. Salah seorang sahabat mereka yaitu Ernest yang diperankan Fr. Arkhadius Dampu, mengalami suatu musibah. Ayahnya sakit dan ia  harus menjaganya di rumah sakit. Yang mengetahui masalah ini hanyalah  Igo (Fr. Yansen Koi), Ben (Fr. Ricko de Melo), Ken (fr. Gabriel Fahik), Hamas (Fr. Stam Korbafo), Geger (Fr. Marjo Asa) dan Imran (Fr. Patrisius Mandut).  Masalah ini disembunyikan dari Doni sang pemeran utama yang di perankan Fr. Yustinus Lopis. Mereka menyembunyikan masalah ini dari Doni karena tidak mau mengganggunya, yang ketika itu sedang mengikuti ujian akhir semester. Namun Doni akhirnya mengetahui masalah ini dari pengakuan Ernest sendiri tentang masalahnya itu. Dan karena itu, Doni marah serta kecewa dengan sahabat-sahabatnya. Ia tidak percaya lagi dengan mereka. Ia jengkel. Ia pun akhirnya meninggalkan persahabatan mereka dengan membuang kalung persahabatan dan pergi meninggalkan mereka semua. Lama Doni tak ada kabar. Ia pergi tak tahu entah kemana. Tidak ada berita sedikit pun tentang keberadaannya sekarang. Ia menghilang tanpa kabar.  Keadaan tetap seperti itu. Semua tetap seperti semula. Hanya Doni saja yang tidak ada dalam kelompok mereka. Dan waktu pun terus berjalan. Hari beranjak berganti tahun. Lima tahun kemudian mereka semua telah sukses. Persahabatan mereka masih tetap erat dan utuh terjaga. Walau telah sukses, Ernes Igo dan Ben masih tetap bersama. Begitu juga dengan Hamas, Imran dan Geger. Mereka juga tetap bersama. walau jarak memisahkan mereka namun persahabatan mereka tetap utuh. Walau Doni telah terpisah namun mereka tetap menganggpnya masih ada. Doni juga telah sukses. Ia juga telah mendapat perkerjaan yang tetap. Suatu ketika ia berjumpa dengan Mat, yang diperankan Fr. Delpy Bauk. Mat adalah sosok yang licik dan pemeras. Karena perjumpaannya itu, Doni pun terpengaruh dengan gaya hidupnya. Doni dimanfaatkan oleh Mat. Ia dibuat tak berdaya. Karena Doni berasal dari tempat yang terpencil yang tak pernah melihat dan mengetahui kehiduupan kota, maka ia pun akhirnya hanya mengikuuti apa yang dikatakan Mat, sekalipun itu berbahaya dan tak ada gunanya sama sekali untuk hidupnya. Doni tergiur oleh bujuk rayu Mat yang hanya ingin menguras uangnya. Setiap kali Doni menerima gaji, ia selalu menghambur-hamburkan uangnya itu sampai habis sama sekali. Sampai-sampai ia lupa untuk membayar uang kosnya. Suatu ketika uangnya habis dan Doni tak tahu harus mencarinya dimana. Sementara uang kosnya sudah tunggak delapan bulan. Dia bingung. Pikirannya tak jelas kemana. Mat menghilang. Dia tak membantu sedikitpun saat Doni kehilangan arah dan tujuan hidupnya. Doni kini hanya bisa melamun tak jelas. Ketika pikirannya itu sedang kacau, tiba-tiba datang anak dari ibu kosnya, yaitu Rio, yang diperankan Fr. Konstan Atawolo, lalu memarahi, mengolok dan menghinanya. Karena merasa dihina dan jati dirinya diinjak-injak, tanpa pikir panjang Doni lansung memukul Rio sampai tak berdaya. Karena masalah pemukulan ini Doni akhirnya menghadapi suatu masalah baru lagi. Ia lalu dilaporkan ke pihak yang berwajib untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya itu. Kasus Doni ini juga muncul di surat kabar harian. Secara tak sengaja Hamas, Imran dan Geger membacanya dan mengetahui kalau yang terlibat dalam kasus itu adalah doni sahabat mereka yang telah hilang begitu lama. Mereka lalu menghubungi Ernest, Igo dan Ben untuk bisa bertemu dengan Doni sekaligus membela sahabat mereka itu yang telah lama berpisah dari mereka.  Mereka lalu sepakat dan akhirnya bertemu Doni. Masalah Doni  ini, lalu beralih sampai ke meja hijau. Dari pihak korban, Doni diminta untuk dihukum sesuai perbuatannya. Mereka lalu mengajukan gugatan kepada hakim. Sementara sahabat-sahabat Doni tetap bersikeras untuk mempertahankan dan membelanya. Sidang hari pertama tidak membuahkan suatu keputusan. Akhirnya sidang ditutup dan akan dilanjutkan dengan sidang tahap ke II. Dalam rentang waktu itulah, Ernest yang telah mengetahui kalau hakim yang mengurus kasus Doni adalah Ken sahabatnya, maka ia pergi ke rumah Ken untuk menjelaskan kalau bahwa kasus yang sedang ia urus ini ternyata melibatkan Doni sahabat mereka yang telah menghilang lama. Ken kaget. Ia seakan tak percaya. Dan Ernest menghendaki agar kasus ini dimenaggkan oleh Doni. Ernest mengatakan mana yang lebih penting, sahabat atau karier?
Akhirnya dengan berbagai pertimbangan yang matang, hakim Ken, dalam persidangan lanjutan memutuskan bahwa Doni tak bersalah dan Ia dibebaskan dari segala tuduhan yang ada. Ternyata Ken lebih memilih sahabat dari pada kariernya. Dan inilah arti persahabatan yang sesungguhnya. Persahabatan tidak mungkin terjalin jiika kita hanya memberikan sebagian dari diri kita sebab setiap jiwa sangat berbeda satu dengan yang lainnya. Persahabatan tidak berkurang oleh bentangan jarak maupuun waktu, oleh adanya perang atau pun hukuman seumur hidup, oleh segala bentuk penderitaan atau pun kebisuan, sebab dalam hal-hal inilah persahabatan dapat berkembang dan bertumbuh dengan suburnya. Bantuan seorang sahabat jauh lebih besar dan berharga dari pada bantuan ilmu pengetahuan. Persahabatan membuat seseorang menjadi bahagia dan meredakan luka hati, dengan menggandakan kebahagiaan kita dan memisahkan segala kesedihan dan dukacita kita dari kebahagiaan-kebahagiaan kita itu. Dikala kesepian, dikala sakit dan dikala bingung dan bimbang, persahabatan membuat kita mampu bertahan bahkan jika sahabat kita tidak mampu membantu, cukuplah bila ia berada di sisi kita.
Malam Kreasi yang dibingkai dalam nuansa persahabatan ini membuat para frater begitu tertegun. Mereka seakan terbawa dalam suasana yang begitu bersahabat. Mereka pun akhirnya menemukan suatu titik pandang pencerahan yang baru tetang arti dan makna dari persahabatan itu sendiri. Bagaimana persahabatan itu terjalin erat dalam hidup berkomunitas disini. Bagaimana dalam suka maupun dalam duka, persahabatan harus tetap terpelihara, dan sahabat harus tetap diperhatikan dan dibantu. Itulah yang membuat para frater begitu antusias dan dengan penuh perhatian mengikuti setiap mata acara yang dipentaskan dalam Malam Kreasi kali ini. Hadir juga dalam acara ini Prefek Seminari Tinggi St. Mikhael, Rm. Herman Punda Panda dan para pembina, Rm. Sipri Senda, Rm. Leo Mali, Rm. Valens Boy, Rm. Jhon Subani, dan Rm. Patris Neonub, serta para karyawati yang turut hadir.
Acara ini berlangsung selama kurang lebih dua jam, mulai dari pukul 20.00 sampai pukul 22.00. Mata acara lain yang di pentaskan yaitu Tarian dolo-dolo yang diketuai oleh Fr. Joys Tukan dan Fr. Antonius Udjan, Musik Ansambel yang membawakan lagu wondeful to Night oleh kelompok Ansambel dibawah ketua Fr. Lian Sole, Vocal Group dengan lagunya Tuhanlah Penolongku yang diketuai oleh Fr. Antonius Natun , Vocal Solo dengan lagu Cerita Tentang Kita oleh Fr. Emanuel Ayu, Pantomimik yang berkisah tentang Pencuri Batu Mangan oleh Fr. Redemtus Parsan dkk, Pariwara / Iklan yang mempromosikan makanan pangan lokal seperti ubi kayu dan pisang oleh Fr. Adrisil Welak serta iklan bencana alam yang dibawakan Fr. Stefanus Amuntoda dan Akapela yang berisikan suasana suka-cita akan persahabatan yang terjalin serta menjelaskan tentang kehidupan harian di komunitas, yang diketuai Fr. Rudolfus Na’u.

Dalam aksi dan kreasi yang kreatif, para frater tingkat I menunjukan performa terbaikya. Walau lelah dan capek  namun  mereka tetap bersemangat dalam menjalankan dan mementaskan acara malam kreasi ini. Semua ini dipersembahkan hanya untuk kebahagiaan dan kegembiraan serta mengeratkan tari persaudaraan dan persahabatan dalam komunitas. Dalam arahan penutup yang disampaikan prefek Seminari Tinggi St. Mikhael, Rm. Herman Punda Panda Pr, mengatakan profisiat untuk para frater tingkat I yang telah menampilkan aksi dan kreasi mereka dengan begitu baik dan kreatif. Menurut beliau acara malam kreasi ini adalah ajang dimana setiap frater menampiilkan bakat dan talenta yang ada dalam dirinya. Dan beliau juga menambahkan bahwa acara ini telah membawa semua frater pada pemahaman akan arti sahabat yang sesungguhnya. “kembangkan terus bakat, talenta dan kemampuan yang ada dalam diri anda sehingga bisa berkembang dengan baik dan dapat berguna bagi diri sendiri dan orang lain dalam menapaki perjalanan panggilan ini“,Tandasya. Acara ini ditutup dengan lagu penutup, doa dan ucapan selamat.

Komentar

Postingan Populer