ROSARIO Lambang Suci, Alat Senjata Ajaib
… Rosario
lambang suci, pengalah setan dan nafsu, pun musuh yang kejam.
Aku
berdoa Rosario Kudus mohon
kurnia dan rahmatNya. O, lambang suci Rosario alat senjata ajaib …
Sepenggal syair lagu Rosario di
atas, membuka permenungan kita sekalian dalam menjalani bulan Maria kali ini. Namun
sebelumnya, saya mengajak kita sekalian untuk sejenak melihat secara ringkas
suatu fakta historis, bagaimana Rosario itu dapat sampai digunakan dalam doa
Salam Maria sehingga pada akhirnya dapat menjadi lambang suci dan alat senjata
ajaib dalam perang melawan kejahatan dan tipu daya setan. Secara harafiah,
Rosario berarti suatu karangan bunga mawar, yang jumlahnya 150 bunga. Pada awal
abad XII, terdapat juga rangkaian doa Salam Maria, terbagi dalam 15 sepuluhan yang
masing-masing didahului oleh doa Bapa Kami dan ditutup dengan doa Kemuliaan.
Doa 150 Salam Maria itu biasanya diawali dengan doa Syahadat dan diikuti dengan
Tiga Salam Maria, sambil memohon tiga Keutamaan Ilahi yakni Iman, Harap dan
Cinta. Jumlah 150 Salam Maria itu sesuai dengan jumlah Mazmur yang juga 150,
sebab pada awal mulanya, doa “Rosario” ini menjadi pengganti doa harian atau
ibadat harian bagi orang sederhana dan tidak dapat membaca kitab Mazmur. Agar
doa Salam Maria itu dapat dijalankan dengan baik, maka dibuatlah suatu karangan
bunga (atau bahan lannya) yang dapat menjadi sarana penunjang doa Salam Maria
tersebut. Doa Rosario ini biasanya didoakan sambil merenungkan kelima belas
peristiwa penebusan Kristus. Menjelang abad XV, praktek doa 150 Salam Maria
disederhanakan menjad lima puluhan Salam Maria dan akhirnya menjadi doa Rosario
seperti yang kita kenal saat ini. Doa Rosario dipisahkan menjadi 3 bagian yakni
tiap-tiapnya berjumlah 50, dengan tujuan agar melalui doa Rosario umat dapat mengenal
kebenaran yang diwahyukan Tuhan. Doa Rosario itu amat popular dan cepat
berkembang dalam kehidupan umat beriman berkat dukungan dari para pengikut St. Dominikus.
Memang tradisi mengatakan bahwa St. Dominikus adalah penemu doa Rosario. Namun sebenarnya
dia bukanlah penemu utama doa Rosario, sebab dia hanya mengikuti tradisi doa
yang telah ada, yakni kebiasaan mendoakan Salam malaikat kepada Maria dan
dipersatukan dengan salam Elisabeth (Bdk. Luk. 1:28-42). Orang Kristen
mendoakan 150 doa Bapa Kami pada pagi, sore dan malam, sementara yang lainnya
membaca 150 Mazmur dari brevir.
Doa Rosario bukanlah model doa
yang khas Kristiani. Dalam agama-agama lain juga ditemukan adanya kebiasaan
berdoa, seperti dengan tasbih di dalam agama Islam. Namun, tidak dapat
dipungkiri bahwa doa Rosario merupakan suatu bentuk doa yang amat terkenal,
berdaya guna dan juga sangat disukai oleh umat beriman karena mudah, praktis
dan mampu menenangkan hati sekalian orang. Gereja sendiri melalui para Paus,
menganjurkan doa Rosario dan menentukan bahwa bulan Mei sebagai bulan Maria dan
bulan Oktober sebagai bulan Rosario. Secara positif doa Rosario membatu kita
untuk lebih menghormati Bunda Maria dan menumbuhkan cinta bakti kita kepada
Tuhan. Dalam Rosario, kita dapat mengenal secara lebih dalam pribadi Maria yang
rendah hati dan taat akan kehendak Allah. Dalam doa Rosario kita juga dapat
menikmati kelimpahan cinta kasih Allah lewat Kristus Putera Tunggal-Nya, yang
dikandung dan dilahirkan perawan Maria. Karena perkandungan inilah, Maria,
gadis sederhana diangkat menjadi Bunda Allah, Ia ditebus dari noda dosa asal,
Ia manjadi perawan abadi, dan Ia diangkat dalam kemuliaan Surgawi. Maria adalah
figur penting yang patut dihormati oleh kita sekalian sebagai calon Imam dan anggota
Gereja.
Profil Maria adalah seorang ibu
yang sabar, taat, setia dan selalu hadir dalam suka-duka Anaknya, teristimewa
di dalam saat-saat yang paling mengerikan dan sulit. Bisa kita lihat dalam
Kitab suci, ketika Yesus menghilang di Yerusalem pada umur 12 tahun, Maria yang
kecewa, tidak marah apalagi ‘mengomel’, tetapi ‘’ia menyimpan semua perkara itu dalam hatinya’’ (Luk. 2:51).
Ketika Yesus ‘menolak’ permitaannya dalam pesta pernikahan di Kana, bahwa
saatNya belum tiba, Maria pun tetap tenang dan memberikan instruksi kepada para
pelayan pesta untuk mengikuti apa yang dikatakan Anaknya, (Yoh. 2:5). Selain
itu, ketika Yesus dinyatakan banyak orang sudah tidak waras lagi karena Yesus
sibuk mengurus orang lain sehingga tidak makan dan beristirahat, Maria juga
hadir di sekitar Yesus, (Mrk. 3:21). Bahkan, pada saat yang paling tragis dan
mengerikan dalam hidup Yesus, yaitu ketika Yesus tergantung sekarat di kayu
salib, Maria juga hadir di bawah kaki
salib, sehingga Maria lalu diberi gelar Mater Dolorosa “Ibu yang berduka” (Yoh. 19:27).
Pendampingan keibuan Maria inilah menjadikannya sebagai Bunda Gereja Mater Ecclesia.
Dari sini, lantas kita bertanya
pada diri kita, sudahklah kita menghormati Maria sebagai ibu yang penuh kasih
dalam keseharian hidup kita? Memang kita tentu tahu bahwa ada begitu banyak bentuk
penghormatan dan tempat ziarah indah yang dibangun untuk menghormati bunda
Maria, sepertidi Gua Lourdez dan di Fatima
juga di tempat-tempat lain. Ada pula banyak patung dan karya seni yang indah
dan anggun untuk Maria dihiasi dengan jutaan lilin dan bunga yang
dipersembahkan khusus kepada Maria untuk menghormatinya sebagai Bunda Allah
pada setiap harinya. Namun jauh dari semua itu, penghormatan terindah dan
mengagumkan sebenarnya datang dari Allah sendiri, lewat Sang Anak yang
dikandung Maria, yaitu pengangkatan tubuh dan jiwa Maria dalam kemuliaan
Surgawi. Maria ditinggikan Allah dan mengangkatnya menjadi Bunda Allah hanya
karena ia taat dan setia dalam menjawab panggilannya menjadi “penghadir” Sang
Sabda ke dalam sejarah manusia. Maria hadir! Itulah kata kunci kesetiannya. Ia
hadir dalam diri dan hidup Anaknya, yang adalah Tuhan. Ia juga senantiasa hadir
dalam hidup para pengikut Anaknya, yaitu Gereja. Dan, sampai sekarang ini Maria
selalu hadir dalam keseharian hidup kita umat beriman khususnya dalam saat-saat
penting sambil memberikan pesan-pesannya. Ia semakin dekat dengan kita manusia.
Setiap bulan Mei dan Oktober,
seluruh umat beriman Kristiani mengadakan doa Rosario, bersama bunda Maria
memohonkan rahmat dan berkat dari Allah lewat perantaraan Puteranya Tuhan kita
Yesus. Karena kesetiaan doa dan iman yang teguh akan perlindungan Maria, juga
karena cinta keibuan Maria yang sangat terasa dalam hati umat beriman, maka doa
Rosario akhirnya menjadi kekuatan yang diyakini mampu menghalau kuasa kejahatan
dan tipu daya setan. Rosario lambang suci itu menjadi alat senjata yang ajaib
dalam melawan kuasa kejahatan.
Tantangan hidup kedepan sekarang
ini sangat besar. Karena itu, setiap calon Imam hendaknya menimba kekuatan
melalui doa-doa pribadi. Teladan doa yang patut dicontohi adalah Maria. Maria
adalah teladan doa bagi para calon Imam dan Imam, sebab Maria sendiri adalah bunda
para calon Imam dan Imam. Penginjil Matius dengan
indah melukiskan kepada kita bagaimana seharusnya berdoa secara benar. Perikop Hal
Berdoa
(Mat. 6:5-15) yang dipaparkan, menghantar kita untuk merenungkan hal mendasar
menyangkut doa itu sendiri, yaitu Jangan berdoa seperti orang munafik dan berdoalah dengan hati bukan dengan mulut. “Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu,
tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapa-Mu yang ada di tempat tersembunyi.
Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalas kepadamu. Di sini Yesus mengajarkan kita bagaimana kewajiban berdoa dan cara berdoa
yanag benar. Lebih baik kita berdoa dengan hati tanpa kata-kata dari pada kita
berdoa dengan kata-kata tanpa hati. Doa haruslah dengan rendah hati dihadapan
Allah. Kita perlu berdoa dengan hati bukan dengan mulutnya dan dengan penuh
kepercayaan kepada kebaikan Allah Bapa.
Dengan demikian doa yang seharusnya adalah doa dengan hati dan dalam
keheningan. Keheningan bukan saja sarana perjumpaan dengan Tuhan, melainkan
juga dengan orang-orang lain. Doa-doa pribadi kita haruslah dilaksanakan dalam
iman yang teguh sehingga kita mampu menghadapi segala macam tantangan juga
kejahatan yang semakin marak. Setan dengan kuasa kenikmatan duniawi yang
menjanjikan akan senantiasa mendatangi dan masuk dalam hidup kita jika kita
tidak kuat. Karena itu, Rosario yang adalah lambang suci, harus digunakan
sebagai alat senjata ajaib dalam memerangi kejahatan. Di bulan rasario ini, doa
kita hendaknya selalu bersama dengan Maria. Bunda Maria tiada henti-hentinya
mengajak kita untuk membangun doa bersama dengan dia kepada Allah, melalui
Yesus Kristus PutraNya dalam persekutuan dengan Roh Kudus. Bunda Maria meminta kita tidak hanya berdoa bersama-sama di antara kita,
tetapi berdoa bersama-sama dengan dia di tempat yang tenang. Dengan doa bersama
Maria, doa kita selalu menjadi kebutuhan bagi Allah untuk keselamatan manusia
dalam pelbagai segi kehidupannya. Jadikanlah Rosario sebagai alat senjata ajaib
dalam melawan kuasa kejahatan dan kidungkanlah setiap saat Magnificat, Nyanyian pujian dan cinta Ibu dan rasakanlah betapa
hatimu dihangati oleh cinta seorang Ibu Surgawi, Maria!
... Selamat Menjalani Bulan Rosario Suci ...
Komentar