Cantik itu, Natural atau Artifisial?
(Untuk Nona-Nona yang bersemangat mengikuti pass the brush challenge)
1. Hitam
kulit keriting rambut, aku papua.
Hitam kulit keriting rambut, aku
papua.
Biar nanti langit terbelah, aku
papua
Hitam
Putih Keriting Lurus, Aku Papua
Hitam
Putih Keriting Lurus, Aku Papua
Biar
nanti langit terbelah, aku papua
2. Orang bilang manis, manis buah
manggis
Tak semanis buah kenari
Orang bilang manis, manis nona Bugis
Lebih manis rakat sendiri
Tak semanis buah kenari
Orang bilang manis, manis nona Bugis
Lebih manis rakat sendiri
Biar sa hitam rambut kariting
Mo omong apa juga te penting
Mo bilang-bilang, bilang apa lai
Nanti ko pusing tujuh keliling
Mo omong apa juga te penting
Mo bilang-bilang, bilang apa lai
Nanti ko pusing tujuh keliling
Catatan:
1.
Lagu ‘Tanah
Papua’ : Edo Kondologit)
2.
Lagu ‘Pantun
Rakat’ : Gusty Senda, Kapthenpurek & Kanzer PMC)
----------------------------------------------------------------------------------------------
Dua penggalan lirik
lagu di atas, sudah mewakili kami dari Indonesia bagian matahari terbit,
khususnya para kaum hawa (Nona-Nona) dari Timur. Secara pribadi, Saya hanya mau
bilang (mungkin mewakili sebagian kaum adam/nyong2) bahwa kalian itu akan lebih
menawan, lebih manis, lebih cantik dan lebih menarik kalau tampil natural. Bagi
saya, dari keadaan wajah kalian yang asli, disitu terpancar kejujuran.
Saya menulis ini, bukan
untuk membanding, atau gossip, apalagi menimbang baik atau buruknya seorang
perempuan. Tetapi hanya sebagai catatan kaki untuk kalian yang saya sebut
sebagai ‘pencipta kehidupan’, karena dari kalianlah, kehidupan bisa hadir. Saya
berharap, ‘surga’ ditelapak kaki kalian tidak kotor dengan keinginan jasmani
untuk menjadi menarik seperti perempuan lain melalui polesan dan sentuhan benda
asing di wajah. Saya tahu, di masa sulit ini, kita semua tentu akan merasa
penat berada di rumah. Kepenatan itu muncul karena kita kurang kreatif dan
produktif. Lantas, bagaimana mengusir rasa jenuh?
Kita semua tentu
memiliki cara unik untuk membuang rasa jenuh selama menjalani masa pandemi ini.
Bahkan media sosial mengalami lonjakan akses dalam beberapa bulan belakangan. Dan
salah satu konten di media sosial yang menjadi tranding topic saat ini adalah pass the brush challenge. Bagi generasi
‘tik-tok’ saat ini, tentu pass the brush
challenge bukan sesuatu yang asing. Secara sederhana, challenge ini merupakan sebuah tantangan untuk berdandan. Video
tersebut awalnya memperlihatkan wajah asli seseorang tanpa make-up. Lalu
kemudian, setelah brush menyentuh
wajah dan kamera ponsel, orang tersebut secara mengejutkan berubah dengan
tampilan wajah yang sudah dirias. Selanjutnya, brush itu seolah diberikan kepada yang lain untuk melakukan hal
serupa, beritu seterusnya. Tantangan ini memang benar bagi para perempuan,
karena berdandan (make up) adalah bagian tak terpisahkan dari mereka. Akan
menjadi keliru kalau tantangan ini dilakukan oleh laki-laki. Mungkin bagi
sebagian orang, hal itu dianggap biasa. Tapi bagi saya, (sebagai laki-laki)
saya rasa sedikit kurang pas kalau kita juga terlibat hanya sekadar untuk pamer
dan mencari sensasi ketenaran. Hal itu bisa dibilang berlebihan. // Saya
sepakat dengan salah satu judul berita “Membuang Jenuh Dengan Pass the Brush Challenge yang Lagi
Viral” (Surya.co.id Kamis, 23 April 2020 21:17). Challenge itu bukan hal yang buruk karena tujuannya hanya dipakai
untuk seru-seruan bersama teman atau saudara ketika berada di rumah dan untuk
menghilangkan rasa jenuh. Jadi, bagi kalian ‘nona-nona’, silahkan ikuti
tantangan itu sekreatif mungkin.
Bertolak dari situ,
saya akan bergerak ke poin utama yang mau dibahas. Saya tidak akan menjelaskan challenge itu secara luas, tetapi yang
ingin saya kaji di sini adalah mengenai cantiknya seorang perempuan dari
kacamata laki-laki. Memang benar bahwa cantik itu relatif, tapi juga objektif,
karena ada standar yang dipakai untuk mengukurnya. Setiap kita tentu memiliki
standar yang berbeda dalam menilai dan memberi pujian pada perempuan.
Tanpa mengurangi rasa hormat,
Saya mau mengatakan bahwa saya lebih menyukai wanita yang tampil dengan wajah
alami, asli, tanpa polesan apapun. Berpenampilan natural adalah salah satu daya
tarik tersendiri bagi saya. Kebanyakan laki-laki (termasuk saya) lebih suka
perempuan seperti itu, sebab kami ingin melihat sisi kejujuran darinya. Mereka
yang tampil natural sungguh menujukkan bahwa mereka itu pribadi ‘apa adanya’,
tapi sebenarnya mereka ‘ada apa-apanya’ dibalik kenaturalan itu. Apakah kalian
lupa, kalau salah satu prinsip laki-laki, adalah lebih memilih perempuan dengan
inner beauty dibanding outer beauty?. Itulah saya. Itulah sudut
pandang yang saya pakai. Jelaslah bahwa bagi saya, cantik itu Natural, bukan
artifisial. Terlepas dari itu, yang ingin saya tegaskan disini adalah bahwa,
Saya tidak mewakili semua laki-laki, karena saya tahu, ada juga yang menyukai
perempuan dengan wajah make-up, dan hal itu wajar. Tidak ada yang salah disini.
Yang berbeda hanyalah sudut pandang yang digunakan dalam melihat ‘keindahan’
seorang perempuan.
Ini bukan kritikan, ini
bukan cadaan, hanya secuil catatan untuk kalian (nona-nona Timur), agar bisa
menjadi diri sendiri. Saya tidak tahu, dari sudur pandang mana seorang
perempuan melihat keindahan dalam dirinya sendiri. Itu hanya mereka yang tahu. Bagi
saya, tidak ada satu orang pun di dunia ini yang tidak menarik. Kita semua,
tercipta dalam keadaan yang unik satu sama lain. Keunikan kita itulah yang
harus disadari, dan dijadikan modal utama untuk memberi apresiasi terhadap diri
sendiri. Ya,,,, itu tepat sekali, karena dengan memberi pujian kepada diri
sendiri, saya kira kita sudah memberi energi positif ke dalam diri sendiri,
sehingga dalam menjalani keseharian hidup, kita akan lebih bersemangat. Kalian
harus ingat, bahwa memberi pujian pada diri sendiri, itu bukan ‘makan puji’ (seperti kata orang kita).
Itu adalah penghargaan positif yang harus selalu kita ungkap ketika berdiri di
depan cermin. Saya yakin, hari-hari hidup kita akan lebih berwarna kalau kita selalu
memberi stimulus positif ke dalam diri kita sendiri. ‘Nona, ingat,,,ee,,, yang natural itu lebih bertahan lama’. Jadilah
nona-nona timur yang asli, kendati hitam kulit dan kariting rambut, kalian
tetap manis. Salam sayang dan hormat untuk kalian semua
Komentar