Santa Maria, Mater Dolorosa, Ora Pro Nobis!
Kembali
lagi kita mengawali bulan penuh berkat, bulan di mana Bunda Maria mendapat
kesempatan untuk dihormati secara lebih sering dalam setiap dasar doa ‘Salam
Maria’ di iibadah doa Rosario - Bulan Maria (Mei) ini. Pada biasanya, di bulan
Maria ini, semua umat Katolik secara bergiliran akan berdoa Rosario dari rumah
ke rumah dalam satu Kelompok Umat Basis (KUB) di Paroki masing-masing. Tetapi,
di Paroki saya, Paroki Santa Maria Mater Dolorosa Soe, TTS, himbauan untuk
berdoa Rosario di rumah masing-masing sudah disampaikan. Karena itu, sebagai
umat yang beriman dan berakhlak, layaklan saya mengindahkan himbauan tersebut,
demi kebaikan banyak orang.
Kalau
melihat kondisi saat ini, jelas tidak memungkinkan lagi untuk kita saling
mengunjungi satu sama lain. Kita hanya bisa berdoa dalam rumah kita
masing-masing, bersama keluarga. Kebiasaan mendoakan Rosario, sebenarnya bukan
saja terjadi atau dilaksanakan pada bulan Mei dan Bulan Oktober, akan tetapi
sebagai orang Katolik, kita semua wajib mendaraskan Salam Maria pada setiap
hari, di moment atau situasi apapun. Apa lagi, situasi pandemi yang belum surut
ini, tentunya kita diminta untuk selalu mendoakan orang-orang yang sudah
meninggal akibat Covid-19, semua mereka yang masih terpapar karena sakit, para
tenaga medis yang berjuang setiap hari, serta khusus kita bersama dengan Bunda
Maria mohonkan rahmat dan berkat dari Tuhan agar menguduskan dunia dari ancaman
wabah. Kita percaya bahwa doa yang kita daraskan bersama Bunda Maria akan
disampaikan kepada Yesus, yang pasti tidak akan menolak permintaan Ibu-Nya. Per Mariam ad Jesum (melalui Maria,
kepada Yesus) kiranya menjadi semangat iman yang harus kita yakini dengan penuh
harap.
Kendati
persoalan wabah mematikan ini belum usai, niat dan semangat kita dalam berdoa
Rosario tidak boleh surut. Kejenuhan dan
kecemasan memang sedang melanda pribadi kita karena sudah cukup lama kita
diminta untuk stay at home. Akan
tetapi, kiranya spirit iman dan ketangguhan rohani kita tidak boleh goyah.
Sebab, Maria sendiri bersama para Rasul pernah merasa cemas dan gelisah ketika
Yesus wafat, namun, yakinlah bahwa dengan kebankitan-Nya, kita dikuatkan dan
dan diberanikan untuk tak jemu-jemunya berdoa memohon bantuan rahmat dari-Nya.
Maria bersama para Rasul selalu berkumpul untuk berdoa. Teladan ini harus
selalu terpatri dalam nurani kita agar kebiasaan berdoa Rosario, sekalipun
hanya bersama keluarga kecil di rumah, tetap dipertahankan selama menjalani
masa krisis ini. Satu harapan yang mungkin bisa kita letakan sebagai ujud awal
dan utama di bulan Maria kali ini adalah ‘memohon pemulihan dunia atas wabah
corona’. Intensi utama itu, harus didaraskan dalam setiap peristiwa Rosario
yang kita renungkan saban hari. Pada permenungan akan kisah hidup Yesus dalam
Rosario, kita harus benar-benar merefleksikan-Nya, sampai menemukan maksud dari
Tuhan atas peristiwa mewabahnya virus mematikan ini dalam hidup kita
masing-masing.
Saat
ini, adalah saat di mana kita masuk ke rumah masing-masing, berdoa, merenung dan
melihat apa yang dikehendaki Tuhan pada kita atas wabah ini. Mungkin di balik
wabah ini, kita bisa melihat rahmat Tuhan tercurah. Munkin dengan adanya wabah
ini, kita diminta untuk lebih intens berdoa bersama keluarga kecil kita
masing-masing, sebab bisa saja selama ini kita hanya terlibat berdoa Rosario
karena aturan, atau karena keluarga itu telah datang berdoa di rumah saya, maka
saya harus pergi ke rumahnya. Mungkin kita bisa merefleksikan diri bahwa bisa
saja selama ini, kita ikut doa Rosario hanya supaya dilihat orang lain, atau
kita berdoa Rosario hanya supaya orang lain bisa datang ke rumah kita ketika
tiba gilirannya. Bisa saja selama ini, kita berdoa Rosario hanya karena sudah
masuk bulam Mei (Oktober), sehingga kita ikut sekadar untuk menjalankan
kewajiban yang diperintahkan Gereja, dan bukan dari kesadaran iman kita untuk
mau berdoa secara serius.
Saya
kira, wabah virus mematikan ini ada sisi positifnya juga jika dilihat dari kaca
mata iman yang berbeda. Bahwasannya, intensitas kita bersama keluarga di rumah
akan semakin tinggi, dan dengan begitu sikap doa bersama, bermain bersama,
kerja bersama dan bercerita bersama keluarga akan semakin membaik. Saya percaya
setiap umat Katolik akan mulai merasa bahwa pandemi ini di satu sisi membawa
harapan baru. Wabah ini menjadikan kita lebih erat bersatu bersama keluarga dan
lebih intens berkomunikasi atau berinteraksi bersama anggota keluarga lain.
Kiranya Bunda Maria, Bunda Penolong Abadi, Bunda yang Penuh Rahmat, Bunda yang
Berbelaskasih senantiasa ada bersama kita di dalam rumah ketika kita
mendaraskan Salam Maria bersamanya untuk memohonkan anugerah melimpah dari
Tuhan. Selamat memasuki bulan Maria. Mari bersama daraskan Salam Maria dalam
Rosario Suci. Santa Maria Mater Dolorosa, Ora Pronobis.
Komentar